Pelajaran ikhlas nomer 1

Sudah hampir berumur 2 bulan lapak onlineku berjalan. Dan selama itu pula (sebentar ding.. wong baru 2 bulan hehe) aku sudah bertemu banyak karakter konsumen yang membuat aku tambah belajar.. belajar dan belajar. Dan terakhir kali, aku diharuskan untuk lebih bersabar lagi menghadapi konsumen. Yah memang kelemahan jualan online itu kita harus siap menjawab pertanyaan2 yang wajar konsumen tanyakan karena mereka cuma melihat gambar. Tapi baru kali ini aku ketemu konsumen yang benar-benar rese.. dan sedihnya.. konsumen itu adalah teman aku sendiri.

Awalnya si teman ini kontak aku melalui YM.. tanya ini itu mulai bahan produk sampai dalamnya bagaimana ada berapa kantong kartu dsb. Kebetulan dia menanyakan dompet yang aku jual yang jumlahnya lumayan banyak. Dia bertanya satu-persatu dompet.. Dan aku masih menanggapinya dengan sabar. At the end.. terjadi transaksi, dia booking 1 jenis dompet dan bilang akan transfer keesokan harinya (hari Sabtu) dan minta dikirim hari itu juga. aku mengiyakan. Namun di akhir chatting dia masih menanyakan perihal dompet yang dipesannya lagi. Karena aku saat itu harus merawat si Riffat yang sakit dirumah akhirnya chatting aku akhiri dan aku akan meneruskan pembicaraan melalui sms atau telpon saja.

Hari Sabtu tidak ada kabar apa-apa dari dia. akupun karena sibuk ngurus si Riffat ngga sempat kontak dia.
Nah Senin masuk kantor dong.. Si temen ini YM dan bilang bahwa dia sudah transfer hari Sabtu. Yah aku kaget.. kok aku gak dikasih tahu.. baik via telpon atau sms. Asumsi aku karena waktu itu chatting terpotong maka aku anggap masih belum final. Yah aku terus terang aku memang belum kirim barangnya.
Dan akhirnya diapun malah bingung menentukan pilihan lagi. Mulai bertanya-tanya lagi perihal barang yang aku jual. Padahal di hari Jumat sudah aku jelaskan panjang lebar. Pokoknya waktu itu rasanya geraammmm banget. Sabar.. sabar.. Dalam hati gregetan juga.. Ni anak cuma beli satu bawelnya minta ampun. Aduuh dalam hati aku.. cuma mau untung 10 ribu aja ngadepin konsumen yang bawelnya masya Allah.. weleh welehh..

Dan coba tebak apa ending dari chatting ini.. Dia akhirnya membatalkan pembelian dan meminta refund. Its oke.. aku pun menyanggupi akan mengembalikan uangnya. Pikirku.. daripada ngelayani pertanyaan-pertanyaan lagi yang bikin capek n buang-buang waktu.

Setelah itu.. aku terpekur.. kaget.. ngga nyangka temen aku sendiri bisa seperti itu ke aku. Sudah capek-capek meluangkan waktu untuk chatting.. (hampir setengah hari sendiri aku chat sama dia untuk menjawab hal2 yang ditanyakan) ehhh lha kok endingnya begini.

Tadinya sebelum aku membuka toko online, aku mau join bersama dia.. dan sekarang aku bersyukur rencana itu batal. Dan aku membuka sendiri tokoku, diapun membuka tokonya. Waktu itu aku pernah juga beli barangnya karena 'terpaksa' . Perasaan ngga enak karena didorong-dorong membeli produk yang dia jual. Dan ini membuat aku menyesal.. Mengapa waktu itu aku ngga nolak saja. Karena ternyata baju yang sya beli darinya kebesaran sekali.. yang dia bilang  buat aku pasti cukup. Dan dia tidak ada itikad untuk menukar dengan baju size yang lebih kecil ato yang lain. Ya sudah.. aku harus ikhlas..

Aku anggap ini memang bukan rejekiku.. Aku yakin pasti ada gantinya dengan yang jauh lebih besar.. Amien..

Dan satu pelajaran berharga yang bisa aku petik.. Sebagai buyer.. jadilah buyer yang menyenangkan..
Dan sebagai seller.. jadilah seller yang kooperatif.. lebih baik pisahkan urusan antara teman dan bisnis. Ketika teman kita jadi customer.. ya tetapkan aturan bahwa dia seperti customer yang lain.. tidak ada perlakuan istimewa.


Maaf ya kalo sharing aku kepanjangan.. Biar dada ini rasanya plooonnggg..